Metode promosi band yang satu ini memang paling unik yang dialami Pee wee gaskins (PWG). Meski di kota asal mereka nama band ini sudah tak asing lagi, band ini cukup membuat banyak orang terkejut dengan dua kubu antagonis dan protagonis di awal karir bermusik di Industri musik nasional.
Menurut Aldy, entah sejak kapan komunitas Anti PWG (APWG) muncul. Yang jelas keberadaan mereka diduga karena ketidakpuasan mereka (APWG) karena PWG yang awalnya band Underground pindah ke jalur major label.
Meski mengaku anti dengan PWG anehnya komunitas antagonis ini sangat update kegiatan dan apa yang dilakukan band yang digawangi Alditsa Sadega (bass, vokal), Fauzan (Gitar, vokal), Reza Safitri (Synthesizer), Renaldy Prasetya (drum) dan Harry pramahardika (gitar) ini. Setuju, suka atau tidak, selain memberi kerugian kejadian ulah APWG seakan memberi berkah tersendiri bagi PWG. Seperti saat isu yang berkembang dan mengakibatkan pemukulan manajemen band ini di Surabaya, akhirnya banyak media yang menulis dan penasaran dengan PWG, termasuk saya. Setelah itu, tentu saja isu ini dan berkembang dan membuat nama PWG kian dikenal orang.
Terlepas dari kontroversi, single nasionalisme mereka berjudul "dari mata sang garuda" jadi trend dimasyarakat. Selain itu, PWG juga mengharumkan nama INdonesia dengan tampil di beberapa even konser di luar negeri. Seperti September depan, mereka melakoni even musik akbar di Filipina sebagai satu-satunya band Indonesia yang main di even ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar